Jumat, 06 Mei 2011

Sekolah Perfilman Sudah Mendesak

Sekolah Perfilman Sudah Mendesak
Jodhi Yudono | Rabu, 4 Mei 2011 | 16:59 WIB
Dibaca: 466Komentar: 0
| Share:

KCM/GLORI K WADRIANTO
Nia diNata
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Sineas Nia Dinata menyatakan, kebutuhan terhadap sekolah perfilman untuk para calon pekerja film di Indonesia sangat mendesak, guna menampung bakat dan mengembangkan industri kreatif di Indonesia.

"Korea yang penduduknya hanya 40 juta orang sudah memiliki empat sekolah film, sedangkan kita yang penduduknya 220 juta orang hanya memiliki satu sekolah film yang dapat menghasilkan tenaga kerja kreatif di bidang perfilman," katanya di Bandar Lampung, Rabu (4/5/2011).

Dia menjelaskan, keberadaan institusi pendidikan formal sangat penting untuk mengembangkan dan memajukan perfilman Indonesia.

"Banyak bakat dari berbagai tempat di Indonesia yang tidak tertampung dan meluap karena ketiadaan itu, meskipun banyak juga pekerja film saat ini yang bukan lulusan sekolah perfilman," katanya.

Atas dasar pemikiran tersebut, dia menyatakan, pemerintah harus mendorong terbentuknya sekolah perfilman di daerah serta tidak hanya berpusat di Jakarta.

"Tidak perlu harus membangun dari nol, pemerintah cukup mendorong universitas negeri yang ada di daerah untuk membuat fakultas perfilman sehingga biaya yang dikeluarkan tidak begitu mahal," katanya.

Menurut Nia, keberadaan fakultas perfilman dapat mendorong lahirnya sineas dan bakat baru di daerah, dengan latar budaya yang semakin beragam, dan dapat memberi warna pada dunia perfilman nasional.

Hal itu dia ungkapkan dalam seminar sehari "Learn from the Experts, Cinematography Clinic with Nia Dinata" di Universitas Lampung.

Acara yang diikuti oleh 150-an mahasiswa itu juga memutarkan salah satu film dari omnibus dokumenter terbaru yang diproduseri Nia Dinata berjudul Working Girl.

Sayangnya, dari sekian banyak peserta yang mengikuti acara bersifat semi-workshop itu, hanya sebagian kecil yang berasal dari komunitas film.

Sebagian besar peserta adalah mahasiswa yang lebih berorientasi mengejar sertifikat.

"Sayang sekali hanya sedikit peserta yang berminat dengan dunia perfilman yang diundang, padahal ini bisa menjadi semacam ’triger’ untuk mereka," kata salah seorang peserta, Fachrurozy.

Dia menduga, adanya pembatasan peserta yang sesuai dengan target market sponsor menjadi penyebab acara tersebut jadi salah sasaran, mengingat acara tersebut disponsori oleh salah satu produsen rokok.

"Harusnya lebih banyak penggiat film independen Lampung yang dilibatkan. Namun, karena mereka berasal dari SMA, yang bukan target market sponsor, tidak diizinkan ikut serta dan tidak mendapat undangan," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Days in my Life Slideshow: M-iqbal’s trip from Jakarta, Jawa, Indonesia to Singapura was created by TripAdvisor. See another Singapura slideshow. Create a free from your travel photos.
Sweet Moment in K-106, Unj-2012 Slideshow: Kelas’s trip to Jakarta was created with TripAdvisor TripWow!

Todays News

my picture

my picture
my son

Silahkan Komentar, Usul, Saran dan Bertanya disini